MEDAN - Pengakuan internasional terhadap bahasa Indonesia semakin menguat, terutama setelah bahasa ini digunakan dalam sidang United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Menurut Peneliti Bahasa Sastra dan Pegiat Komunitas dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Suyadi San, bahasa Indonesia kini menjadi salah satu dari sepuluh bahasa yang paling banyak digunakan di dunia.
"Kita masuk jadi salah satu dari sepuluh bahasa yang paling banyak digunakan di dunia. Sehingga bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar dalam sidang UNESCO di PBB," ujarnya kepada Nusantaraterkini.co, Jumat (1/11/2024).
Suyadi menyebut pencapaian ini sebagai hasil dari perjuangan panjang mempromosikan bahasa Indonesia di tingkat global. Bahasa Indonesia dianggap mampu mengikuti perkembangan zaman dan teknologi dengan cepat, terlihat dari kemunculan kosakata baru di berbagai bidang.
Namun, di balik prestasi ini, ada kekhawatiran akan nasib bahasa daerah yang mulai terpinggirkan. Suyadi menekankan bahwa bahasa daerah sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia perlu terus dilestarikan, agar tidak kehilangan identitas lokal di tengah arus globalisasi.
"Ketiganya, bahasa asing, bahasa Indonesia, dan bahasa daerah harus sama-sama menjadi prioritas. Jangan sampai salah satunya terabaikan," kata Suyadi, mengingatkan bahwa bahasa daerah memiliki peran penting dalam mempertahankan keragaman budaya Indonesia.
Menurutnya, pendidikan dan dukungan keluarga adalah kunci utama dalam menjaga eksistensi bahasa daerah. Langkah-langkah seperti mengadakan lomba pidato dalam bahasa daerah di sekolah dan universitas dinilai efektif dalam mengajak generasi muda mencintai bahasa ibu mereka.
Peran aktif lembaga pendidikan, keluarga, dan komunitas sangat diperlukan untuk menjaga kekayaan bahasa daerah agar tidak punah di tengah pesatnya perkembangan bahasa Indonesia di kancah internasional. (Akb)